Cerita Diva

Hai..Nama saya Ni Luh Gede Satyawati. Saya seorang guru SD. Saat ini saya mengajar di SD Negeri 3 Banjar Anyar. Saya ingin berbagi pengalaman mengajar saya melalui kisah sederhana ini. Orang bilang pengalaman adalah salah satu guru yang terbaik. Maka menjadi seorang guru adalah pengalaman yang sangat menarik dan salah satu pengalaman saya yang penuh dengan makna. Bukan berarti pengalaman yang lain tidak baik dan menyenangkan, tetapi menjadi seorang guru mempunyai kepuasan dan kebanggaan tersendiri. Dimana kebanggaan menjadi seorang guru adalah ketika melihat anak didiknya berhasil meraih cita-citanya dan anak didiknya selalu ingat akan apa yang telah diajarkan untuk kebaikan anak didiknya. Beranjak dari hal inilah, mengingatkan saya pada seorang anak didik saya yang bernama Diva.

Pada waktu itu saya masih mengajar di SD 2 Bangli yang ada di Baturiti. Lokasinya memang agak jauh dari kota. Anak-anak Jalan kaki tiap paginya. Saat itu saya mengajar Bahasa Inggris dari kelas 4 sampai kelas 6. Dan Diva adalah siswa kelas 4. Pertama kali saya diperkenalkan kepada siswa oleh Bapak Kepala Sekolah, Diva ini langsung berani kedepan memberi dan mengulurkan tangannya hendak memberi salam. Sedangkan teman-temannya yang lain hanya menatap saya saja. Saat kelas 4 dapat pelajaran Bahasa Inggris saya masuk ke kelas 4. Serentak kelas empatnya memberi saya salam dengan semangatnya.

Begitu antusiasnya siswa mengikuti pelajaran yang saya berikan walaupun mereka belum memahaminya. Apalagi yang namanya Diva ini, begitu senangnya dia mengikuti pelajaran Bahasa Inggris dan ada saja yang ditanyakan. Saya menceritakan kepada teman-teman guru bahwa Diva ini semangat mengikuti pelajaran Bahasa Inggris. Tetapi guru yang lain bilang bahwa Diva ini tipe anak yang nakal, malas, sering tidak mau belajar dikelas dan kadang saat guru menerangkan di depan kelas bangkunya dipukul-pukul. Wah berarti berbanding terbalik dengan apa yang saya temui saat saya mengajar. Saya berpikir mungkin pertama kali ada guru baru yang masuk kelas makanya ada perubahan pada sikap Diva.

Setelah saya mengamati sikap Diva sehari-hari, memang benar apa kata guru yang lain. Kadang juga dia sering dijauhi teman. Saya merasa kasihan pada Diva. Saya ingin tahu apa penyebabnya Diva seperti itu. Akhirnya saya mencoba melakukan pendekatan kepada orangtuanya, dan Orang tuanya mau menerima dan menyadari akan sikap anaknya.Tapi yang membuat saya terkejut dan merasa terharu kata-kata yang sampai saat ini tidak bisa saya lupakan. Aku tidak mau sekolah kalau tidak  Bu tatik yang ngajar”. Begitu katanya Diva pada orangtuanya.

Sempat saya berpikir Kenapa Diva ini sampai segitunya. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak membutuhkan jawaban. Setiap saya mengajar di kelas 4 saya berikan perhatian khusus pada diva ini, kemudian pelan-pelan dia mau bercerita dengan lugu dan polosnya dia menceritakan apa yang dia suka dan tidak suka. Diva  mempunyai cita-cita  menjadi seorang Polisi. Setelah beberapa lama akhirnya ada perubahan-perubahan pada dirinya. Diva sudah terlihat lebih sabar, disiplin, rajin dan teman-temannya juga mau mengajaknya bermain.

Kenaikan kelas pun segera tiba. Tetapi Saya merasa sangat terkejut karena orang tua Diva jauh-jauh datang kerumah hanya memohon agar saya mau membantu untuk ngomong ke Kepala sekolah dan walinya supaya Diva bisa naik kelas karena Diva sudah pernah tidak naik kelas. Tak terasa air mata saya jatuh tak tertahankan melihat orang tua Diva memohon seperti itu. Sempat terbersit dalam benak saya. “Saya hanya seorang guru Pengabdian, rasanya saya tidak mempunyai hak dan keberanian untuk mengutarakan isi hati Orang Tua Diva yang luluh lantak dan penuh harapan itu“. Namun saya memutuskan untuk mencoba memperjuangkan Diva apapun keputusan yang akan diberikan.                                                                    

Berdasarkan Keputusan Dewan Guru akhirnya Diva naik kelas 5. Berbarengan dengan kenaikan kelas dan perpisahan kelas 6, saya juga meninggalkan SD 2 Bangli.

Setelah beberapa tahun kemudian, tidak sengaja saya bertemu dengan orang tuanya Diva. Dengan bangga dan  dengan mata yang berkaca-kaca ibunya memeluk saya dan bilang bahwa anaknya sudah lulus AKPOL dan sekarang bertugas di Kalimantan Timur (Kutai). Sungguh saya merasa sangat bangga, senang dan terharu mendengar cerita orangtua Diva tentang anaknya. Ternyata perubahan yang begitu besar bisa terjadi pada seorang anak kecil yang sering menimbulkan masalah di SD dulu. Benar Kata orang bahwa “Dengan belajar kita bisa mengubah dunia. Bahkan jikalau tidak mampu mengubah dunia, setidaknya kita bisa mengubah diri kita sendiri.”


Penulis: Ni Luh Gede Satyawati, S.Pd.SD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MPLS HARI KE-1 SD Negeri 3 Banjar Anyar

"BISA!" Program Sekolah Baru

SDN 3 Banjar Anyar Mengadakan Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi